Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

This Theme From:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Jumat, 04 Juni 2010

Kebakaran, Hanya Baju Tersisa


Selasa, 16 Juni 2009
PANGKALAN SUSU-ENTAH apa lagi yang bisa diharapkan M Salim (59). Ia dan istrinya, Nuraini (56) beserta empat anaknya hanya bisa berurai air mata. Harta satu-satunya, berupa rumah semi permanen ludes dilalap si jago merah serta isinya. Kini hanya baju di badan yang tersisa.

Usaha warga untuk memadamkan api yang kian membesar tak membuahkan hasil. Dalam sekejab, rumah yang terletak di Dusun I, Desa Tanjung Pasir, Kec Pangkalan Susu, Langkat ini, musnah dan rata dengan tanah.

Dihampiri POSMETRO MEDAN di sela-sela usaha warga memadamkan korbaran si jago merah pakai peralatan seadanya, M Salim mengaku heran dari mana asal api. Menurutnya, saat ditinggalkan, di dalam rumah itu tak ada lagi api yang menyala.

Disebutkan M Salim, setiap harinya mereka pergi ke ladang yang jaraknya berkisar dua kilometer dari rumah. “Semua sudah kami matikan. Nggak ada yang hidup lagi,” ucapnya yakin diamini isterinya.

Namun kata isterinya Nuraini, sekira pukul 10:30 WIB, dia melihat gumpalan asal hitam dari arah kejauhan. Setelah diberitahu pada suaminya, keduanya yakin asap itu berasal dari rumah mereka.

“Aku lihat rumahku sudah banyak asap. Aku terus lari sambil teriak minta tolong sama warga,” ketus Salim yang sesampai di desanya, tak lagi bisa menyelamatkan sebiji pun barangnya.

“Semua tak terselamatkan. Komputer punya anak pun hangus. Yang tingal hanya pakaian yang di badan inilah,” kata M Salim berurai air mata.

Sementara M Ayub, tokoh setempat mengatakan, api mulai berkobar pada pukul 10:30 WIB. Dia memperkirakan, sumber api berasal dari korsleting listrik.(darwis)

Maling Besi PT Pertamina Bersenjata Laras Panjang

10:11 | Wednesday, 2 December 2009

LANGKAT-Pengawalan ketat oleh PT Pertamina Field Pangkalan Susu, di Desa Lubuk Kertang, Kecamatan Berandan Barat, tak menyurutkan tekat pencuri besi pipa minyak beraksi.

Informasi diperoleh wartawan koran ini, Selasa (1/12), menyebutkan, aksi pencuri itu dipergoki lima anggota security PT Pertamina melakukan patroli, Selasa sekira pukul 04.30 Wib, melihat lima pencuri tengah menarik besi pipa.

Sayang, kedatangan petugas keamanan tercium pencuri hingga mereka kabur ke semak-semak. Namun satu diantara mereka sempat mengeluarkan tembakan ke atas. “Waktu kami pergoki kawanan pencuri ada yang mengeluarkan tembakan, kami tak berani mendekat dan mereka berhasil kabur,”beber salah seorang anggota security.

Jenis senjata api yang digunakan adalah laras panjang, sehingga diduga berasal dari aparat atau eks anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Hilangnya pipa Pertamina, bukan baru kali ini terjadi. Bahkan dalam kurun waktu sebulan terakhir, sudah terjadi tiga kali pencurian dengan aksi serupa. (ndi)

Depot Pertamina Pangkalan Susu Didemo Warga

Headline News / Nusantara / Kamis, 3 Juni 2010 19:10 WIB

Metrotvnews.com, Langkat: Ratusan warga Kecamatan Pangkalan Susu, Langkat, Sumatra Utara, memblokade jalan menuju depot Pertamina setempat, Kamis (3/6). Warga menumpuk ratusan karung beras di tengah jalan.

Warga kecewa karena tak diberi kompensasi pasca-kebocoran elpiji di depot Pertamina, 1 April lalu. Padahal Pertamina dan Musyawarah Pimpinan Daerah Langkat sepakat memberi sembako pada warga yang terdampak.

Hingga saat ini, Pertamina belum mememnuhi janji. Hanya sebagian warga saja yang diberi 2 kilogram beras. Janji Pertamina menjadikan warga sebagai buruh kasar depot juga tak terealisasi. Warga kini menuntut jaminan keselamatan bila kebocoran gas terjadi lagi.

Kebocoran gas terjadi berulang kali. Pada 1 April lalu, ribuan warga berlarian menyelamatkan diri karena takut terjadi ledakan. Tak mengherangkan bila warga akhirnya marah. Aksi warga membuat sejumlah truk perusahaan terhambat.(****)

mau lihat klik aja dibawah ini videonya :

* Depot Pertamina UPMS didemo warga (http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsvideo/2010/06/03/106488/Depot-Pertamina-Pangkalan-Susu-Didemo-Warga)

Ratusan Warga Pangkalansusu Unjuk Rasa Tolak Konversi Hutan Baku

Posted in Daerah by Redaksi on Mei 31st, 2008

Pangkalansusu (SIB)
Ratusan warga Dusun VII Sungaidua, Desa Pangkalansiata, Kecamatan Pangkalansusu, Langkat, menentang pengkonversian hutan bakau dijadikan perkebunan kelapa sawit. Penolakan alihfungsi ini disampaikan puluhan warga nelayan dan para perajin arang saat mereka melakukan aksi unjuk rasa, Kamis (29/5). Warga dari komunitas nelayan dan perajin arang dan atap nipah dengan tegas mengatakan, konversi hutan bakau sama artinya menggulingkan periuk mereka.
Latemi, salah seorang ibu perajin arang, kepada SIB mengatakan, mereka tidak rela kalau hutan bakau yang sejak puluhan tahun merupakan tumpuan warga untuk mengais rezeki itu dijual apalagi dialihfungsikan menjadi perkebunan kelapa sawit. “Secara turun temurun, kawasan hutan itu tempat kami untuk mengais rezeki untuk kebutuhan hidup keluarga sehari-hari,” katanya.
Senada dengan itu, Arifin, yang mengaku kecewa terhadap Kades Pangkalansiata yang tidak merespon aspirasi warganya mengatakan, perambahan hutan bakau sama artinya menutup lapangan pekerjaan bagi warga. “Kami tidak akan membiarkan kawasan hutan itu dijual apalgi dirusak oleh orang-orang yang tak bertanggungjawab, dan kami siap melakukan reboisasi untuk menghutankan kawasan itu kembali,” ujarnya.
Warga yang mengaku nelayan ini lebih lanjut mengatakan, warga termasuk oknum aparat desa yang terbukti melakukan penjualan kawasan hutan akan mereka kejar. “Jika pihak-pihak tertentu tetap memaksakan kehendak melanjutkan perambahan, masyarakat tidak akan tinggal diam dan akan melakukan tindakan dengan cara sendiri di lapangan,” terang Arifin.
Menurutnya, jauh sebelum penebasan serta pembentengan menggunakan escavator di kawasan itu, tokoh masyarakat, pemuka agama termasuk warga sudah melapor kepada Kades Pangkalansiata, namun tidak ada tanggapan, karenanya, warga nelayan dan perajin tidak akan membiarkan kawasan itu dialihfungsikan.
Sementara itu, salah seorang tokoh masyarakat di daerah itu, Machmud, dengan tegas menolak kawasan hutan bakau dijadikan perkebunan kelapa sawit. Menurutnya, para pengrajin arang dan atap nipah serta nelayan selama ini mencari nafkah di kawasan hutan bakau. Jika kawasan itu dirambah, warga akan kehilangan lapangan pekerjaan sekaligus akan menambah banyaknya pengangguran karena minimnya lapangan pekerjaan di daerah itu.
Dia mengimbau aparat pemerintah termasuk pemerintahan desa segera menertibkan operasional perambahan di kawasan hutan pesisir pantai menggunakan alat berat serta bertindak arif dan bijaksana dalam memberikan per-izinan di kawasan hutan pesisir pantai terhadap pihak manapun. “Akibat aksi pengkonversian hutan pesisir akan berdampak negatif terhadap lingkungan, juga merugikan masyarakat karena kehilangan lapangan pekerjaan,” ujar Machmud. (M40/x)

This entry was posted on Sabtu, Mei 31st, 2008 at 02:10 and is filed under Daerah. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.